Peningkatan
kasus HIV/AIDS di Kabupaten Situbondo mulai tahun 2009 sampai dengan bulan
Pebruari 2012 telah tercatat sebanyak 95
kasus. Jumlah tersebut mungkin akan terus meningkat, mengingat Kabupaten
Situbondo merupakan area transit dan merupakan jalur trakes Jawa-Bali, demikian
dikatakan Heru Hartanto Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat Simphoni Akar
Rumput saat menggelar workshop Pencegahan dan penangulangan HIV AIDS yang
didanai Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai pengelola bantuan
pendidikan pencegahan napza, HIV/AIDS.
Tak hanya itu
saja yang disampaiakan Heru, panggilan akrab Heru Hartanto. Namun dia juga
mengemukakan bahwa, rendahnya pengetahuan tentang HIV/AIDS merupakan salah satu
faktor tingginya angka penularan HIV/AIDS dikalangan masyarakat marginal.
“Dengan dilaknakannya Workshop pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS yang
dilakukan LSM SAR bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal
dan Informal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, maka saya berharap stiackholder
di Pemerintahan Kabupaten Situbondo mau bersama-sama melakukan aksi peduli
terhadap pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten Situbondo,” harap
Heru.
Untuk
mengantisipasi peningkatan kasus HIV/AIDS sebagaimana yang dituangkan dalam
MDGs 2015, sambung Heru, pihaknya telah melakukan sosialisasi pencegahan dan
penangulangan HIV AIDS pada remaja khususnya pada siswa-siswi SMKN, SMAN tokoh
agama serta melakukan penjangkauan dan pendampingan kepada komunitas waria,
Wanita Pekerja Seks (WPS) dan Komunitas Gay.
“Untuk
menurunkan angka infeksi dan potensi penularan HIV tersebut perlu di dukung
dengan kerja sama pada semua lapisan masyarakat, stakeholders dan instansi
terkait, harapannya adalah terciptanya persamaan persepsi dan cara pandang yang
bersifat komprehensif terhadap program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
di Kabupaten Situbondo yang dituangkan dalam bentuk suatu Rencana Strategis
(Renstra),” papar Heru Hartanto
Sementara itu,
Bupati Situbondo H. Dadang Wigiarto SH dalam sambutannya pada acara Workshop
pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS yang dilakukan LSM SAR bekerja sama
dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengatakan bahwa untuk dapat
memutus mata rantai penularan HIV AIDS di Kabupaten Situbondo harus bisa
dilakukan bersama-sama.
“Sehebat apa pun
upaya pencegahan dan penangulangan HIV AIDS dan tanpa adanya kerja sama secara baik
antara satu dengan yang lainnya, maka akan berakhir pada ke sia-siaan. Untuk
itu, saya berharap dengan dilaksankannya workshop pencegahan dan penanggulangan
HIV AIDS yang dilakukan LSM SAR bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia dapat menghasilkan kesepakatan yang bulat untuk melakukan
aksi pencegahan dan penularan HIV AIDS,” tegas bupati.
Sekedar diketahui
worskshop pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS yang dilakukan LSM SAR bekerja
sama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dihadiri 17 kepala puskesmas se
Kabupaten Situbondo 17 Camat se Kabupaten Situbondo, Dinas Pendidikan Kabupaten
Situbondo, Ketua TP PKK Kabupaten Situbondo, Kepala Kantor Kementrian Agama
Kabupaten Situbondo, Ketua MUI, Tokoh Agama dan testimoni ODHA.
Sedangkan yang
menjadi nara sumber pada workshop tersebut yakni Internasional Aids Socitety
Dr. H. ING Arya Sidemen SE, MPH, dan dr.
Ahmad Khusnul Dinas Kesehatan Situbondo serta LSM SAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar